Kita hidup di era di mana media sosial Facebook, Twitter, YouTube dan lainnya telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita. Yang asalnya sekedar sarana hiburan, telah berubah menjadi catatan atau gambaran dari semua pikiran kita, berbagi kenangan dan perasaan dengan orang lain, baik yang dikenal maupun tidak dikenal.
Tetapi dengan adanya media baru ini, telah mulai menarik kita lebih dalam dan lebih dalam lagi ke pusaran yang seolah-olah menarik kita pada dampak yang kurang baik bagi kesehatan mental. Sejumlah penelitian dilakukan untuk mengetahui dampak dari hubungan antara media sosial dan kesehatan mental. Dalam artikel ini, Saya akan menunjukkan bagaimana penggunaan media sosial secara perlahan bisa memburuk kesehatan mental penggunanya.
Membuat Anda merasa rendah diri
Anda terus-menerus melihat bagaimana kehidupan orang lain di media sosial. Menonton orang-orang dengan kehidupan yang lebih bahagia dan sukses, sering membuat Anda merasa tidak mampu dan tidak berharga. Manusia sering membandingkan hidupnya sendiri dengan kehidupan teman-teman virtual mereka sehingga menurunkan kepercayaan diri mereka sendiri.
Merasa takut kehilangan interaksi sosial
Takut kehilangan interaksi sosial adalah istilah yang menandai adanya kecemasan sosial yang muncul dari rasa takut seseorang bahwa dia mungkin kehilangan kesempatan untuk melakukan interaksi sosial jika tidak online. Hal ini justru membuat Anda terpaku pada facebook dan dan situs media sosial lainnya sepanjang hari. Padahal berinteraksi sosial secara real pun sangat perlu.
Merasa takut sendirian
Ketika Anda menghabiskan sebagian besar jam Anda di media sosial berinteraksi dan memanjakan diri Anda dalam kehidupan orang lain, maka menjadi sangat sulit bagi Anda untuk menghabiskan waktu Anda sendiri untuk memenuhi kebutuhan Anda sendiri dengan alasan lebih membutuhkan interaksi sosial dan merasa takut jika sendiri tanpa facebook.
Menyebabkan adanya kepribadian ganda
Orang sering menggambarkan representasi ideal dari diri mereka sendiri di media sosial, bukan merepresentasikan dirinya sendiri. Hal ini karena melihat orang lain jauh lebih tinggi tingkat kesuksesannya dan kefavoritannya. Hal ini memicu dia untuk meninggikan gambaran virtual dia sendiri untuk jaga gengsi walau harus berbohong. Sehingga banyak mereka yang mulai mendapatkan rasa terlepas dari kehidupan nyata mereka. Orang-orang ini merasa jauh lebih nyaman untuk berinteraksi di media sosial, tetapi ketika datang dalam kehidupan nyata, mereka cenderung lebih pendiam dan gelisah.
Dapat menyebabkan kecanduan
Tidaklah mengherankan bahwa media sosial dapat menjadi adiktif. Kebutuhan terus-menerus untuk melacak dan mencek kehidupan virtualnya akan memicu kecanduan dari otak seseorang.
Tetapi dengan adanya media baru ini, telah mulai menarik kita lebih dalam dan lebih dalam lagi ke pusaran yang seolah-olah menarik kita pada dampak yang kurang baik bagi kesehatan mental. Sejumlah penelitian dilakukan untuk mengetahui dampak dari hubungan antara media sosial dan kesehatan mental. Dalam artikel ini, Saya akan menunjukkan bagaimana penggunaan media sosial secara perlahan bisa memburuk kesehatan mental penggunanya.
Membuat Anda merasa rendah diri
Anda terus-menerus melihat bagaimana kehidupan orang lain di media sosial. Menonton orang-orang dengan kehidupan yang lebih bahagia dan sukses, sering membuat Anda merasa tidak mampu dan tidak berharga. Manusia sering membandingkan hidupnya sendiri dengan kehidupan teman-teman virtual mereka sehingga menurunkan kepercayaan diri mereka sendiri.
Merasa takut kehilangan interaksi sosial
Takut kehilangan interaksi sosial adalah istilah yang menandai adanya kecemasan sosial yang muncul dari rasa takut seseorang bahwa dia mungkin kehilangan kesempatan untuk melakukan interaksi sosial jika tidak online. Hal ini justru membuat Anda terpaku pada facebook dan dan situs media sosial lainnya sepanjang hari. Padahal berinteraksi sosial secara real pun sangat perlu.
Merasa takut sendirian
Ketika Anda menghabiskan sebagian besar jam Anda di media sosial berinteraksi dan memanjakan diri Anda dalam kehidupan orang lain, maka menjadi sangat sulit bagi Anda untuk menghabiskan waktu Anda sendiri untuk memenuhi kebutuhan Anda sendiri dengan alasan lebih membutuhkan interaksi sosial dan merasa takut jika sendiri tanpa facebook.
Menyebabkan adanya kepribadian ganda
Orang sering menggambarkan representasi ideal dari diri mereka sendiri di media sosial, bukan merepresentasikan dirinya sendiri. Hal ini karena melihat orang lain jauh lebih tinggi tingkat kesuksesannya dan kefavoritannya. Hal ini memicu dia untuk meninggikan gambaran virtual dia sendiri untuk jaga gengsi walau harus berbohong. Sehingga banyak mereka yang mulai mendapatkan rasa terlepas dari kehidupan nyata mereka. Orang-orang ini merasa jauh lebih nyaman untuk berinteraksi di media sosial, tetapi ketika datang dalam kehidupan nyata, mereka cenderung lebih pendiam dan gelisah.
Dapat menyebabkan kecanduan
Tidaklah mengherankan bahwa media sosial dapat menjadi adiktif. Kebutuhan terus-menerus untuk melacak dan mencek kehidupan virtualnya akan memicu kecanduan dari otak seseorang.
============================
LAGI PROMO
Kapsul Daun KelorPengurus Badan Flimty Fiber
Gel Diet
Alat Pengecil Perut
Alat Bantu Sit Up
==========================