Dua pertiga dari perempuan berusia 13 tahun, ternyata takut akan kegemukan, begitulah hasil survei yang telah diungkapkan di Inggris, baru-baru ini. Dan sekitar satu dari sepuluh orang remaja wanita tersebut, berada dalam tingkat ketakutan yang tinggi dengan banyak beralih ke kebiasaan yang tidak sehat dengan cara melewatkan makan atau berpuasa. Temuan mengkhawatirkan ini akan menambah kekhawatiran dan menimbulkan resiko baru bagi anak-anak muda.
Ironisnya, taktik penurunan berat badan yang ekstrem itu, justru bisa memicu epidemi obesitas di Inggris. Penelitian ini mengungkapkan bahwa anak-anak yang melewatkan makan atau membuang makanan akhirnya justru lebih berisiko menjadi gemuk.
Penelitian yang dilakukan di University College London dan London School of Hygiene dan juga di Tropical Medicine, menemukan bahwa sebagian besar gadis-gadis muda memiliki tingkat ketakutan tentang kenaikan berat badan mereka, dua kali lebih cemas dari tingkat kecemasan pada anak laki-laki.
Para peneliti melihat data pada 7.000 anak-anak berusia 13 tahun, dan membandingkannya dengan informasi tentang anak-anak yang sama pada saat usia mereka 15 tahun. Mereka menemukan dua dari tiga gadis mengalami beberapa tingkat kecemasan akan kegemukan.
Seperempat perempuan dan satu dari tujuh anak laki-laki telah membatasi asupan makanan mereka dengan cara berpuasa, melewatkan jadwal makan atau membuang makanan. Namun studi ini menemukan bahwa orang-orang yang terpaksa melakukan strategi pengendalian berat badan dengan cara yang tidak sehat seperti di atas, justru beresiko menumpukkan berat badan. Pada saat mereka mencapai 15 tahun, 40 persen dari mereka lebih cenderung menjadi kelebihan berat badan.
Laporan yang dipublikasikan dalam Journal of Adolescent Health, memperingatkan bahwa masalah makan akan berdampak pada kesehatan mental anak-anak dan kehidupan sosial, pribadi dan keluarga mereka. Peneliti utama Dr Nadia Micali, dari National Institute for Health Research, mengatakan bahwa mereka telah menemukan perilaku khas akibat dari gangguan makan yang ternyata lebih sering terjadi pada awal masa remaja daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Yang paling penting, para ahli juga menemukan hubungan antara perilaku tertentu dengan bobot badan yang lebih tinggi, dua tahun kemudian, yang memiliki implikasi kesehatan masyarakat yang penting untuk pencegahan obesitas. Meskipun ditemukan tingkat kecemasan karena kegemukan, namun jarang bagi remaja untuk menggunakan obat pencahar dan membuat diri mereka sakit untuk menurunkan berat badan. Tercatat hanya 0,23 persen dari anak perempuan dan 0,16 persen dari anak laki-laki yang melakukannya.
Satu dari 20 anak-anak muda ini cenderung melakukan pesta makan dan mereka yang melakukannya, 50 persennya lebih cenderung bertambah berat badannya.
Laporan ini diyakini menjadi penemuan yang pertama di luar Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa perilaku gangguan pola makan di kalangan remaja memiliki konsekuensi merusak bagi kesehatan sosial, psikologis dan fisik mereka di kemudian hari.
Dr Micali mengatakan: "Kami masih jauh dari kemampuan mengidentifikasi anak laki-laki dan perempuan yang memiliki perilaku mengendalikan berat badan dengan cara tidak sehat, tapi hal ini sangat penting untuk mencegah gangguan dan masalah sosial dan emosional lainnya."
============================
LAGI PROMO
Kapsul Daun KelorPengurus Badan Flimty Fiber
Gel Diet
Alat Pengecil Perut
Alat Bantu Sit Up
==========================